Menelusuri Jejak Spiritual dan Tradisi
Di belantara budaya dan spiritualitas yang kaya di Kulonprogo, tepatnya di Padukuhan Sapon, Kalurahan Sidorejo, Kapanewon Lendah, tersimpan sebuah rahasia pengobatan yang telah diwariskan selama tujuh generasi. Ritual ini dikenal dengan nama "Tetamban Mbah Gom" (Obat dari Pohon Gom), sebuah praktik pengobatan tradisional yang memadukan kekuatan spiritual dan adat lokal dalam sebuah harmoni yang mempesona. Ritual ini tidak hanya melibatkan doa dan pengobatan, tetapi juga menghubungkan masyarakat dengan kekuatan alam yang tersembunyi di balik Pohon Gom.
Mbah Rubiyem dan Pohon Gom: Penjaga Tradisi dan Sejarah
Mbah Rubiyem, seorang wanita berusia 73 tahun, adalah penjaga dan pelaku utama dari ritual Mbah Gom. Sejak usia muda, Mbah Rubiyem telah melanjutkan tradisi pengobatan ini yang diwariskan dari leluhurnya, menjadikannya sebagai generasi ketujuh dalam garis keturunan tersebut. Dalam wawancara pada 2 September 2024, Mbah Rubiyem menjelaskan, "Mbah Gom (pohon gom) sing dianggo obat iki umure kira-kira wis 400 taun, simbah saiki turun ke 7. simbah mung neruske apa sing diwariske mbah buyut biyen. Simbah pitados wit gom iki bisa kanggo srana tetamba.”
Pohon Gom memiliki ciri khas yang sangat unik, daun-daunnya hanya memiliki satu helai dalam pucuknya dan terdapat duri di bagian bawahnya. Dahulu, pohon ini pernah berbuah, tetapi kini tidak lagi. "Wit iki thukule ya mung neng kene, ora ana thukulan sing padha neng panggonan liya.” tambah Mbah Rubiyem.
Prosesi Ritual Mbah Gom: Kekuatan dan Keberkahan
Ritual Mbah Gom adalah sebuah proses yang melibatkan beberapa tahapan sakral yang harus dilalui untuk mencapai penyembuhan. Ritual ini menggabungkan doa dan persembahan kepada entitas spiritual yang dipercaya sebagai danyang Pohon Gom, Kiai Got, Nyai Got, dan Mbah Ireng. Ketiga entitas ini memegang peran penting dalam ritual ini, yang dipimpin oleh Mbah Rubiyem, pelaku utama yang memegang kunci spiritual.
Tatacara Ritual
- Persiapan Awal
Sebelum memulai ritual, pasien diwajibkan membawa bunga "setelon" atau bunga wangi serta menyan. Bunga dan menyan ini akan digunakan sebagai sesaji, sebuah bentuk penghormatan dan permohonan kepada Kiai Got dan Nyai Got. Mbah Rubiyem menjelaskan, "Sesaji ini merupakan cara kami untuk meminta berkah dan perlindungan dari Tuhan Yang Maha Esa."
- Penempatan Sesaji
Sesaji diletakkan di bawah Pohon Gom dan didoakan oleh Mbah Rubiyem. Doa ini adalah permohonan kepada Tuhan Yang Maha Esa melalui Kiai Got dan Nyai Got untuk mendapatkan "tamba" atau obat yang dapat menyembuhkan penyakit. Doa ini menghubungkan antara dunia fisik dan spiritual, menciptakan jembatan antara harapan dan kenyataan.
- Pemilihan Daun
Setelah doa pertama, pasien diminta untuk memetic pupus daun Gom. Daun ini kemudian diletakkan di atas sesajen. "Pemetikan daun ini adalah bagian penting dari ritual, di mana daun ini dipercaya menyerap energi spiritual yang diperlukan untuk penyembuhan," ujar Mbah Rubiyem.
- Doa Ulang
Prosesi selanjutnya adalah doa kedua yang dilakukan oleh Mbah Rubiyem, dengan diikuti oleh pasien atau wakilnya. Doa ini berfungsi untuk menguatkan permohonan penyembuhan dan perlindungan. "Ini adalah saat di mana energi positif dan doa kami dipusatkan untuk memastikan kesembuhan pasien," jelas Mbah Rubiyem.
- Pengusapan Daun
Pada tahap akhir, tangan yang digunakan untuk memetik daun diusap ke bagian tubuh yang sakit, seperti bibir atau mulut. "Pengusapan ini dianggap sebagai cara untuk mentransfer energi positif dari daun ke bagian tubuh yang memerlukan penyembuhan," tambah Mbah Rubiyem.
- Pantangan Pasien
Setelah ritual selesai, pasien diharuskan untuk tidak berhenti di tengah jalan saat pulang dan disarankan untuk tidak berbicara. Pantangan ini dianggap penting untuk menjaga agar energi positif yang diperoleh selama ritual tetap terjaga. "Ini adalah bagian dari tradisi yang memastikan bahwa proses penyembuhan berlangsung dengan sempurna," kata Mbah Rubiyem.
Penyakit yang Diobati: "Gomen" dalam Konteks Ritual
Ritual Mbah Gom dikhususkan untuk mengatasi penyakit yang dikenal dengan nama "gomen". Istilah ini mencakup berbagai jenis penyakit yang dapat menyerang baik manusia maupun hewan. "Gomen" adalah istilah lokal untuk penyakit yang sulit diobati dengan metode medis konvensional. Selain manusia, hewan seperti sapi dan kambing juga dapat dirawat menggunakan ritual ini sebagai metode pengobatan alternatif.
Dalam sehari, Mbah Rubiyem menerima sekitar 2-3 pasien yang datang dari berbagai daerah seperti Kulonprogo, Bantul, Sumatra, dan Gunung Kidul. "Ritual ini telah membantu banyak orang, baik manusia maupun hewan, yang mengalami penyakit gomen," kata beliau.
Keunikan dan Signifikansi Ritual
Salah satu keunikan utama dari ritual Mbah Gom adalah keberadaan Pohon Gom itu sendiri. Pohon ini hanya tumbuh di pekarangan Mbah Rubiyem dan tidak dapat diperbanyak atau ditemukan di tempat lain. "Pohon ini adalah bagian dari kehidupan tradisi kami dan menjadi bagian penting dalam ritual pengobatan," jelas Mbah Rubiyem.
Ridwan, seorang warga setempat, menambahkan, "Ritual Mbah Gom adalah bagian penting dari warisan budaya kami. Selain menyembuhkan penyakit, ritual ini mengajarkan kami tentang pentingnya menjaga dan menghormati tradisi leluhur kami."
Peran Ritual dalam Komunitas
Ritual Mbah Gom tidak hanya berfungsi sebagai metode penyembuhan, tetapi juga sebagai cara untuk menjaga warisan budaya dan spiritual yang kaya. Praktik ini membantu memperkuat ikatan antara masyarakat dan tradisi mereka, serta memberikan rasa keterhubungan dengan leluhur dan kekuatan alam yang lebih besar.
Ridwan juga menekankan, "Ritual ini sangat penting bagi kami. Ini adalah cara kami untuk menjaga hubungan kami dengan sejarah dan budaya kami, dan juga untuk memastikan bahwa pengetahuan ini tidak hilang."
Penutup
Ritual pengobatan Mbah Gom di Padukuhan Sapon adalah contoh yang menakjubkan tentang bagaimana masyarakat tradisional memadukan elemen spiritual dan pengobatan dalam satu kesatuan yang harmonis. Dengan Mbah Rubiyem sebagai pelaku utama dan Pohon Gom sebagai pusat ritual, praktik ini tidak hanya menyembuhkan penyakit tetapi juga melestarikan warisan budaya yang sangat berharga
Ritual ini menggambarkan kekuatan dan keindahan dari tradisi pengobatan yang telah ada selama berabad-abad, dan melalui pelestarian tradisi ini, masyarakat Padukuhan Sapon dapat terus menjaga dan menghormati warisan spiritual dan budaya mereka dalam dunia yang terus berkembang ini.
Narasumber:
- Mbah Rubiyem, Pelaku Utama Ritual Tetamban Mbah Gom
- Ridwan, Warga Setempat