Solider.id, Kulon Progo- Sekolah Gerakan Pendidikan dan Advokasi Indonesia inklusif (Gradiasi) telah dibuka di Balai Desa Sidorejo Kulon Progo, Yogyakarta, Senin ( 11/11). Sekolah ini diikuti oleh 23 peserta dari berbagai daerah di Indonesia.
Bahrul Fuad selaku kepala sekolah Gradiasi menjelaskan, peserta sekolah Gradiasi telah melalui tahapan seleksi. Dari 150 peserta yang diseleksi menjadi 23 peserta difabel dan nondifabel untuk mengikuti sekolah gradiasi, dimana akan menjalani pembelajaran selama 10 hari kedepan.
Selain pembelajaran secara teori, para Gradiator, nama panggilan peserta, akan melakukan praktek dengan cara berinteraksi secara langsung dengan warga sekitar, layanan public di desa seperti Puskesmas dan kantor Kecamatan.
"Kita akan mengajak gradiator untuk melihat aksesibilitas dan pelayanan di Puskesmas, Kecamatan, dan berinteraksi dengan warga sekitar, untuk inklusifitas desa Sidorejo layak untuk menjadi contoh desa lainnya,” tutur laki-laki yang akrab disapa Cak Fu tersebut.
Hadir juga Kepala Desa Sidorejo, Sutrisna dan perwakilan dari Kecamatan Lendah, Anta Suwawu untuk memberikan sambutan. "Saya berterima kasih dan bangga atas dipilihnya Desa Sidorejo untuk penyelenggaraan sekolah gradiasi yang bertaraf internasional ini,” kata Sutrisna.
Turut berpartisipasi kelompok difabel desa (KDD) dalam acara tersebut dengan memberikan sajian musik. Camat lendah yang diwakili oleh Anta Suwawu sebagai kasi Kesra memaparkan bahwa kelompok difabel sudah diberikan akses yang besar.
"Akses untuk difabel sudah diberikan, sebagai contoh ada difabel disini yang sudah menjadi kepala dusun.” Ia berharap acara ini dapat menggerakkan desa-desa lain dalam berinteraksi dan pemenuhan hak difabel.[]
Reporter: Oby Achmad
Editor: Robandi
sumber : https://www.solider.id/baca/5596-menciptakan-aktor-difabel-sekolah-gradiasi