You must have JavaScript enabled in order to use this theme. Please enable JavaScript and then reload this page in order to continue.
Loading...
Logo Kalurahan SIDOREJO
Kalurahan SIDOREJO

Kap. Lendah, Kab. Kulon Progo, Provinsi DI Yogyakarta

Selamat Datang di Website Kalurahan Sidorejo

Mahasiswa KKN UGM Dorong Digitalisasi Transaksi UMKM Sidorejo melalui Penerapan QRIS

KKN PPM UGM Lendah Melangkah 2025 24 Juli 2025 Dibaca 12 Kali
Mahasiswa KKN UGM Dorong Digitalisasi Transaksi UMKM Sidorejo melalui Penerapan QRIS

Transformasi digital kini bukan lagi milik eksklusif kota-kota besar. Semangat adaptasi terhadap perkembangan zaman perlahan merambat hingga ke pelosok desa, menjangkau lapisan masyarakat yang sebelumnya belum banyak tersentuh teknologi. Salah satunya tampak di Kalurahan Sidorejo, Kecamatan Lendah, Kabupaten Kulon Progo. Di Padukuhan Jurug dan Kwarakan, geliat perubahan mulai tumbuh. Bukan lewat gebrakan besar, melainkan langkah-langkah kecil yang bermakna.

Inilah semangat yang diusung oleh tim mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) dalam program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) Periode II Tahun 2025. Melalui program bertajuk “Digitalisasi UMKM melalui Integrasi QRIS sebagai Media Pembayaran Menuju UMKM yang Mandiri dan Adaptif,” mereka mengajak para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) untuk mengenal serta menerapkan sistem pembayaran digital berbasis QRIS (Quick Response Code Indonesian Standard).

Program ini diinisiasi oleh Rifaldi Siboro dan Agnes Pangaribuan dari Prodi Manajemen 2022, serta melibatkan Dian (Ekonomi Pertanian dan Agribisnis 2022) dan Dani (Kimia 2022). Dengan pendekatan persuasif dan edukatif, mereka menyasar 16 pelaku UMKM di dua padukuhan melalui kunjungan langsung (door to door) pada 26 Juli 2025. UMKM yang dikunjungi mencakup beragam sektor, seperti toko sembako, warung makan, bengkel, toko pertanian, toko material bangunan, dan angkringan.

1 (2)

Langkah ini berangkat dari keprihatinan atas masih rendahnya adopsi teknologi pembayaran digital di kalangan pelaku usaha lokal. Berdasarkan temuan di lapangan, 90% UMKM yang dikunjungi belum terintegrasi dengan QRIS, dan bahkan sekitar 30% di antaranya belum memahami sama sekali cara kerja dan manfaat sistem tersebut. Hal ini menjadi catatan penting, terutama karena Kalurahan Sidorejo telah menyandang predikat sebagai Desa Wisata. Potensi kunjungan wisatawan semestinya menjadi peluang strategis untuk mengembangkan ekosistem transaksi non-tunai yang efisien dan inklusif.

 

“UMKM di Jurug dan Kwarakan ada banyak, tetapi mayoritas belum menggunakan QRIS sebagai media pembayarannya. Padahal, QRIS pasti sangat membantu pelaku UMKM dalam menjaga alur keuangan yang rapi dan jelas,” ucap Agnes.

 

Program ini juga merupakan implementasi nyata dari mandat yang disampaikan oleh Dr. Budi Santoso, M.Si. dari Kementerian Perdagangan Republik Indonesia saat Upacara Penerjunan KKN-PPM UGM Periode II. 

 

“Dalam sambutannya, Pak Budi Santoso meminta kami sebagai mahasiswa KKN UGM untuk turut berkontribusi dalam mendorong digitalisasi UMKM. Kami pun tergerak untuk menjawab tantangan tersebut di Sidorejo,” tambah Rifaldi.

 

Tak hanya menyampaikan materi secara lisan, keempat mahasiswa ini juga membagikan brosur informasi yang disusun dengan bahasa sederhana agar mudah dipahami oleh para pelaku usaha. Materi edukasi meliputi proses pendaftaran, manfaat integrasi QRIS, hingga dampaknya dalam pencatatan transaksi dan penyusunan laporan keuangan.

2 (2)

Antusiasme pelaku usaha pun mulai tumbuh. “Ya, QRIS sangat membantu ya, apalagi zaman sekarang sudah serba digital. Jadi lebih mudah dan nggak ribet urusan uang kembalian,” ungkap Evi, salah satu pemilik warung makan yang telah mulai menerapkan QRIS.

 

Sebagian pelaku UMKM bahkan langsung membuka rekening dan mulai mendaftarkan diri ke sistem QRIS. Untuk memperkuat keberlanjutan program, tim KKN juga merancang skema insentif melalui program promosi berhadiah bagi konsumen yang bertransaksi menggunakan QRIS di mitra UMKM binaan mereka.

 

“Kami telah bekerja sama dengan salah satu bank dan sepakat untuk membuka rekening dan QRIS bebas biaya sehingga tidak memberatkan,” ujar Agnes. 

 

Langkah-langkah ini menjadi gambaran nyata bahwa transformasi digital tidak harus menunggu datangnya teknologi, tetapi bisa dibangun melalui semangat kolaborasi. Melalui pendekatan mendasar dan kolaboratif, mahasiswa KKN UGM menunjukkan bahwa akselerasi digital bisa dimulai dari desa dan manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat.

 

Inisiatif ini tidak hanya menjadi jembatan menuju kemandirian UMKM, tetapi juga menegaskan bahwa penguatan ekonomi lokal adalah bagian tak terpisahkan dari pembangunan nasional. Dengan semangat muda dan kepedulian sosial, mahasiswa UGM turut membangun masa depan desa yang lebih inklusif, adaptif, dan berdaya saing.



Beri Komentar
Komentar baru terbit setelah disetujui oleh admin
CAPTCHA Image

APBDes 2022 Pelaksanaan

Pendapatan
Rp2,822,285,989 Rp2,801,097,514
100.76%
Belanja
Rp2,752,910,214 Rp2,852,689,303
96.5%
Pembiayaan
Rp175,591,794 Rp175,591,794
100%

APBDes 2022 Pendapatan

Hasil Usaha Desa
Rp72,599,153 Rp72,599,153
100%
Hasil Aset Desa
Rp104,170,905 Rp81,293,532
128.14%
Dana Desa
Rp1,448,496,000 Rp1,448,496,000
100%
Bagi Hasil Pajak Dan Retribusi
Rp134,730,794 Rp134,730,794
100%
Alokasi Dana Desa
Rp962,478,035 Rp962,478,035
100%
Bantuan Keuangan Provinsi
Rp63,000,000 Rp63,000,000
100%
Koreksi Kesalahan Belanja Tahun-tahun Sebelumnya
Rp34,500,000 Rp34,500,000
100%
Bunga Bank
Rp2,311,102 Rp4,000,000
57.78%

APBDes 2022 Pembelanjaan

Bidang Penyelenggaran Pemerintahan Desa
Rp1,203,642,364 Rp1,217,989,914
98.82%
Bidang Pelaksanaan Pembangunan Desa
Rp609,022,450 Rp661,351,700
92.09%
Bidang Pembinaan Kemasyarakatan
Rp153,763,400 Rp159,551,800
96.37%
Bidang Pemberdayaan Masyarakat
Rp166,739,000 Rp185,672,500
89.8%
Bidang Penanggulangan Bencana, Darurat Dan Mendesak Desa
Rp619,743,000 Rp628,123,389
98.67%