Sebagai desa wisata yang terkenal dengan kekayaan budaya, Desa Sidorejo di Kecamatan Lendah, Kulon Progo memiliki potensi sebagai desa penghasil batik yang terkemuka se-Kabupaten Kulon Progo. Salah satu pengembangan dalam industri batik adalah inovasi metode pembuatan motif dengan memanfaatkan dedauan dan bahan alami yang dikenal dengan metode ecoprint. Tim KKN-PPM UGM 2019 Unit Lendah, Kulon Progo bekerja sama dengan Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Gadjah Mada mengadakan sosialisasi dan pelatihan ecoprinting di Desa Sidorejo, Selasa (23/7). Acara yang digelar di Balai Desa Sidorejo ini diikuti oleh sekitar 30 peserta yang terdiri dari para pembatik dan ibu-ibu PKK.
Para peserta mengikuti jalannya sesi materi dan pelatihan yang disampaikan oleh Wahid Yunianto, seorang pegiat ecoprinting. Melalui sesi ini, terungkap banyak peserta yang rupanya masih awam terkait metode batik ecoprinting. Ecoprinting dianggap sebagai metode membatik dengan pewarna kain alami tanpa campuran bahan kimia. Namun ternyata, tidak seperti batik pada umumnya yang dibuat menggunakan lilin malam, ecoprinting tidak menggunakan lilin malam sama sekali dan hanya mengandalkan warna serta pola daun atau tanaman yang dipindahkan ke kain dengan cara-cara tertentu.
Kegiatan dilanjutkan dengan sesi praktik, di mana peserta menerapkan cara-cara membuat ecoprinting di atas kain. Peserta menggunakan dedaunan yang dapat ditemukan di lingkungan sekitar, seperti daun jati, jarak, mangga, talok, dan pepaya serta kelopak bunga mawar yang telah direndam terlebih dahulu ke dalam cairan asam cuka selama beberapa jam sebelum digunakan. Setelah melalui proses perendaman, dedaunan tersebut disusun di atas kain sesuai kreativitas peserta. Dedaunan yang telah disusun kemudian dipukul-pukul ringan agar dapat mengeluarkan warna dan polanya ke atas kain yang dilanjutkan dengan proses perebusan kain.
Pada sesi berikutnya, para peserta juga mempraktikkan teknik shibori atau jumputan untuk mewarnai kain dengan pewarna alami. Teknik jumputan membutuhkan pola yang digambar di atas kain dan dijelujur serta diikat untuk mencegah pola-pola yang ada agar tidak terwarnai sepenuhnya. Dengan teknik dan cara yang benar, kain yang diwarnai dapat membentuk pola jumputan yang menarik.
Sosialisasi dan pelatihan ini diharapkan dapat menambah keterampilan dan pengetahuan pembatik serta warga agar nantinya dapat mengembangkan ecoprinting menjadi usaha besar yang menopang Desa Sidorejo sebagai desa wisata dan menggerakkan perekonomian desa. Secara keseluruhan peserta pelatihan ini mengaku mendapatkan manfaat besar dari kegiatan ini untuk meningkatkan keterampilan berwirausaha.
Teks: Luqyana Nadira
Foto: Titi Rahmaniati, Almira Kusuma